
BANTEN, Realnewsbanten.com – 12 September 2025 – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, resmi mengundurkan diri dari jabatannya. Keputusan tersebut ia umumkan melalui sebuah video berdurasi lebih dari enam menit yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @rahayusaraswati, pada Rabu (10/9/2025).
“Dengan ini, saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada Fraksi Partai Gerindra,” kata Saraswati dalam pernyataannya.
Meski mundur, Saraswati berharap dapat menyelesaikan satu tugas legislasi terakhir, yaitu pembahasan dan pengesahan RUU Kepariwisataan di Komisi VII DPR. Ia juga berkomitmen menyalurkan sisa dana dapil untuk program bantuan alat kesehatan, pelatihan kewirausahaan, dan pemberdayaan pemuda. Selain itu, ia menegaskan akan tetap melanjutkan advokasi isu perdagangan manusia, krisis iklim, energi terbarukan, serta keterwakilan perempuan melalui organisasi yang ia pimpin di luar parlemen.
Tanggapan DPD GEMPAR Banten
Menyikapi kabar tersebut, Pengurus DPD Generasi Muda Pembaharu Indonesia (GEMPAR) Provinsi Banten, Adi Saputra Simanullang, menyampaikan keprihatinannya.
“Mundurnya Saraswati tentu meninggalkan ruang kosong dalam parlemen, khususnya bagi representasi politik anak muda. Ia adalah sosok yang mampu menghadirkan gagasan segar, semangat perubahan, dan keberanian untuk menyuarakan aspirasi generasi baru,” ujar Adi.
Adi menambahkan, Saraswati dikenal dekat dengan organisasi kepemudaan dan selalu membuka ruang dialog yang inklusif. “Beliau meruntuhkan sekat antara politisi dan rakyat. Kehadiran Saraswati memberi contoh bahwa politik bisa dijalankan dengan kedekatan, keberanian, dan kejujuran,” lanjutnya.
Sebagai organisai kepemudaan dari kalangan Kristen dan Katolik, Adi menegaskan bahwa politik bukan sekadar soal perebutan kekuasaan, melainkan pelayanan. “Kami percaya politik adalah panggilan untuk melayani, sebagaimana Kristus mengajarkan kita untuk hadir bagi sesama, khususnya mereka yang lemah dan terpinggirkan. Kehadiran anak muda di parlemen harus menjadi wujud nyata kasih dan keadilan sosial,” katanya.
Menurut Adi, peristiwa ini menjadi momentum refleksi dan evaluasi bagi partai politik agar lebih serius memberi ruang regenerasi dan peran strategis bagi anak muda dalam sistem politik nasional.
“Generasi muda tidak boleh hanya dijadikan etalase politik. Kita butuh lebih banyak figur seperti Saraswati di DPR RI agar politik tidak kehilangan sentuhan kemanusiaan, iman, dan visi pembaruan. Bagi kami, anak muda Kristen dan Katolik terpanggil untuk menghadirkan terang di tengah dunia politik bangsa,” tutup Adi.(Lif)